Di tengah banyaknya informasi hukum yang berseliweran di internet, banyak orang—terutama anak muda—masih bingung soal satu hal penting: akta otentik. Padahal, dokumen ini bisa jadi penentu antara transaksi yang sah dan transaksi yang bermasalah di kemudian hari.
Lalu apa sebenarnya akta otentik itu? Kenapa harus dibuat di notaris? Dan kenapa tidak cukup bikin perjanjian sendiri dan tanda tangan bareng aja?
Secara sederhana, akta otentik adalah dokumen yang dibuat oleh pejabat umum (seperti notaris) yang berwenang untuk itu, sesuai bentuk dan syarat yang ditentukan undang-undang.
Misalnya: akta jual beli tanah, perjanjian pendirian PT, akta hibah, atau surat kuasa mutlak.
Bandingkan dengan akta di bawah tangan—yaitu perjanjian yang dibuat oleh pihak-pihak sendiri tanpa campur tangan pejabat umum. Memang sah secara hukum, tapi daya buktinya lemah, apalagi jika terjadi konflik atau sengketa.
Kalau kamu tanda tangan kontrak kerja bareng teman lalu terjadi perselisihan, hakim bisa saja menilai dokumen itu tidak cukup kuat tanpa kehadiran notaris. Tapi kalau akta kamu dibuat secara otentik oleh notaris? Dokumen itu langsung punya kekuatan hukum tetap.
“Akta otentik itu ibarat helm dalam berkendara. Kamu bisa aja naik motor tanpa helm, tapi kalau kecelakaan, kamu yang rugi sendiri.” – analogi sederhana, tapi menggambarkan pentingnya peran notaris.
Akta otentik bukan hanya formalitas hukum yang ribet dan bikin pusing. Justru sebaliknya—dokumen ini punya peran besar dalam menjaga agar urusan kita, baik pribadi maupun bisnis, berjalan aman dan sah di mata hukum.
Misalnya saat kamu membeli rumah atau tanah, prosesnya gak bisa cuma pakai kuitansi atau surat kesepakatan di atas materai. Diperlukan akta jual beli yang disusun oleh notaris agar sertifikat bisa dibalik nama secara sah di Badan Pertanahan Nasional (BPN). Tanpa itu, kamu bisa saja dianggap belum benar-benar memiliki tanah yang dibeli.
Saat kamu dan teman-teman ingin mendirikan usaha bersama, seperti bikin startup atau kedai kopi, maka akta pendirian PT, CV, atau yayasan jadi syarat mutlak. Akta inilah yang akan disahkan oleh Kementerian Hukum dan HAM agar badan hukummu benar-benar diakui negara.
Dalam urusan keluarga pun, akta otentik memainkan peran penting. Saat seseorang ingin memberikan hartanya kepada anak atau kerabat, akta hibah atau waris yang jelas bisa mencegah terjadinya perselisihan antar ahli waris. Nggak sedikit kasus warisan yang berujung di pengadilan hanya karena dokumennya nggak lengkap atau gak sah.
Di dunia bisnis, perjanjian kerja sama juga sebaiknya dibuat dalam bentuk akta otentik. Kenapa? Karena dalam kerja sama, kepercayaan itu penting—tapi hukum lebih penting lagi. Akta notaris akan memperjelas siapa bertanggung jawab atas apa, bagaimana pembagian hasilnya, dan apa yang terjadi jika ada yang ingkar janji.
Akta otentik itu punya kekuatan hukum yang tidak bisa dibantah, kecuali kalau terbukti palsu. Jadi, ketika kamu memegang akta notaris, kamu sedang memegang dokumen yang dianggap benar oleh hukum sampai terbukti sebaliknya. Ini jelas memberikan perlindungan lebih dibanding dokumen biasa yang dibuat sendiri.
Banyak konflik hukum bisa dicegah kalau kamu sejak awal tahu pentingnya akta otentik. Gak cuma soal hukum, ini juga soal keamanan jangka panjang dan perlindungan dirimu sendiri.
Kalau bisa aman dan sah secara hukum, kenapa harus ambil risiko?
Credit: Scribly__Co